Berita Website- Pengusaha muda ini berasal dari kota Tasikmalaya ia mampu menjual sebanyak 2.000 donat per harinya. Adapun banyaknya omzet yang ia dapatkan per bulan bisa mencapai Rp230 juta. Ega Nur Akbar Malik pengusaha muda yang sukses mengembangkan usaha donat miliknya di Tasikmalaya dirinya hanya bermodalkan komitmen dan resep donat dari sang ayah. Ega dulunya sempat berkerja di sebuah mall di Bekasi. Namun memilih resign dan memutuskan untuk pulang ke kampung halamannya, setelah kembali ke kampung halamannya dia belajar membuat donat dari ayahnya yang dulu juga berjualan donat. Setelah belajar dan mampu membuat donat sendiri, Akhirnya ega memutuskan membeli gerobak dan mesin dengan kapasitas 5 kilogram (kg).
Jika kita mau memulai usaha tidak harus pakai modal yang besar. Asal ada kemauan yang tinggi segala macam bisa terjadi. Itu buktinya saya bisa dapat mesin dan gerobak dan bisa berjalan usahanya kata ega. Saat ini, ia telah memiliki 11 outlet Donat dari Si Bungsu. Donat ini bisa terjual setiap hari rata-rata sebanyak 2.000 donat. Harga donatnya pun berbeda untuk ukuran reguler itu Rp4.000 per piece dan donat karakter Rp5.000 per piece. Untuk omzet per bulan bisa Rp200-Rp230 juta,” kata ega.
Ega pun selalu berupaya untuk mencari bahan-bahan terbaik dan berusaha mengembangkan variasi donat yang dijual, seperti menjual donat karakter dan sebagainya. Bahkan, dia juga mengembangkan varian donat asin dengan menggunakan topping abon atau saos. Tentu sangat tidak mudah dalam mengembangkan bisnis donat tersebut. Ega sendiri mengatakan, bahwa ketika baru pertama kali membuka outlet, ada pembeli yang mencicipi donat dan langsung membuangnya tanpa mengucap sepatah kata pun. Berbagai evaluasi dan pembenahan pun dilakukan ega untuk bisa mendapatkan resep terbaik dan menggunakan bahan-bahan berkualitas, hingga akhirnya mampu menjual donat sebanyak 2.000 pieces per hari nya saat ini. “Padahal dulu kalau bikin 50 pieces aja, ada sisa 20 pieces, artinya hanya 30 yang terjual,” ucap ega.
Nama Donat Si Bungsu ini didapatkan ketika Ega berbicara dengan ayahnya. “Arti Donat Si Bungsu ini kita tahu kan bungsu itu paling kecil di antara yang lain. Istilah bungsu bila di antara kompetitor atau dengan brand-brand luar yang namanya bagus-bagus yang susah dihafal, kita kecil namun sesuatu yang kecil itu bisa kok menghasilkan sesuatu yang besar”kata ega.
Selain itu, Ega juga merasa diuntungkan dengan zaman yang serba digital saat ini. Karena, ayahnya dulu harus menawarkan donat dari satu rumah ke rumah lainnya. Namun sekarang ini dengan adanya digitalisasi, dia mampu memasarkan produknya lewat media sosial bahkan dengan jangkauan yang lebih luas.
(Dari Berbagai Sumber/Nita)