Berita Website- Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekonomi Indonesia berhasil tumbuh yakni sebesar 5.17 persen (yoy) di triwulan II 2023. Pengeluaran dan konsumsi rumah tangga menjadi penyumbang terbesar pertumbuhan ekonomi yakni sebesar 2,77 persen.
“Angka ini diikuti oleh komponen PMTB sebesar 1,39 persen dari 5,17 persen, serta konsumsi pemerintah sebesar 0,73 persen dari 5,17 persen” ungkap Moh. Edy Mahmuds, Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS.
Sementara itu, komponen lainnya menyumbang sekitar 0,32 persen dan komponen ekspor kontraksi sebesar -0,04 persen dari 5,17 persen.
“Konsumsi rumah tangga terus tumbuh positif, didorong oleh perayaan hari besar keagamaan seperti Bulan Ramadhan, Perayaan Idulfitri, dan Iduladha, juga pemberian tunjangan hari raya dan gaji ke-13” ujar Edy.
Bahkan dorongan konsumsi rumah tangga tercermin dari peningkatan mobilitas masyarakat selama periode libur hari besar keagamaan dan libur sekolah. Kelompok konsumsi rumah tangga tumbuh tinggi antara lain di sektor transportasi dan komunikasi, pakaian, alas kaki, jasa perawatannya, serta restoran dan hotel.
PMTB, tumbuh positif pada seluruh kelompok barang modal kecuali peralatan lainnya. PMTB fisik juga mengalami pertumbuhan positif utama untuk pembangunan jalan, irigasi, dan jaringan yang dilakukan oleh pemerintah. Pertumbuhan PMTB didorong oleh impor barang-barang modal, dan belanja modal pemerintah tumbuh positif dibanding triwulan II-2022.
“Ekspor jasa tumbuh positif, seiring peningkatan jumlah wisman dan devisa masuk dari luar negeri” ungkap Edy.
Sementara untuk ekspor mengalami kontraksi pada dua sisi. Di ekspor barang non migas pada komoditas utama non migas seperti bahan bakar mineral, lemak dan minyak hewan serta besi dan baja serta nikel. Ekspor barang migas pada beberapa komoditas juga mengalami kontraksi seperti gas alam, hasil minyak, dan minyak mentah. (Dari Berbagai Sumber/Nita)