Berita Website-Walaupun berada di luar angkasa astronot juga dapat meninggal jika sudah takdirnya sama seperti layaknya makhluk hidup. Dalam catatan Badan Antariksa dan Penerbangan Amerika Serikat (NASA) hanya ada 20 astronot yang meninggal di luar angkasa selama 60 Tahun. Angka itu tergolong rendah dari jumlah astronot yang mencapai 622 orang.
Lalu bagaimana proses penguburannya jika astronot meninggal saat berada di luar angksa?
Jika astronot meninggal di area orbit rendah Bumi, seperti di Stasiun Luar Angkasa Internasional atau International Space Station (ISS) maka jenazah akan segera dikirim ke bumi dalam waktu beberapa jam saja. Ketentuan yang sama juga berlaku bagi astronot yang meninggal saat melakukan misi ke Bulan. Bedanya hanya ada pada waktu tempuh pengiriman jenazah yang lebih lama yakni mencapai berhari-hari.
Ketentuan yang berbeda justru berlaku jika lokasi astronot yang meninggal sangat jauh dari Bumi. Misalnya berada di wilayah Mars yang jaraknya ke Bumi mencapai 56 juta kilometer. Dalam kondisi tersebut kru tidak bisa balik ke Bumi dan tidak dapat mengirimkan jenazah. Zenazah baru bisa dibawa ke bumi setelah misi selesai.
Selama belum dikubur di Bumi, maka kru pesawat luar angkasa yang tersisa harus melakukan pengawetan jenazah. Tubuh astronot yang meninggal dimasukkan ke dalam kantong jenazah khusus dan ditaruh di tempat terpisah. Dengan suhu dan kelembapan ruangan yang telah diatur.
Hal yang sama juga dilakukan jika astronot meninggal dunia saat menjejakkan kaki di salah satu planet yang ada di luar angkasa. Kru tidak diperkenankan untuk melakuan kremasi atau menguburnya ke dalam tanah planet seperti yang dilakukan di bumi.
(Dari Berbagai Sumber/Nita)