Berita Website – Bendera Palestina menjadi perhatian di seluruh dunia. Apa makna Bendera Palestina?

Desain bendera Palestina saat ini terdiri dari tiga garis horizontal berwarna hitam, putih, dan hijau. Selain tiga garis ini, bendera memiliki segitiga merah sama sisi di sisi kirinya.

Sudahkah kamu mengetahui makna warna bendera Palestina? Jika belum, silahkan simak sejarah politik yang berhubungan dengan warna bendera Palestina ini.

Sejarah Politik

Bendera berwarna-warni Palestina ini pertama kali ditunjukkan kepada dunia pada 28 Mei 1964, oleh Organisasi Pembebasan Palestina. Tepat setelah Perang Enam Hari pada tahun 1967, Israel melarang bendera Palestina berkibar di wilayah Tepi Barat dan Jalur Gaza.

Pada tahun 1980, sebuah undang-undang dibuat untuk melarang karya seni yang signifikan secara politis mengandung unsur Palestina termasuk menggunakan empat warna bendera Palestina, dilarang.

Warga Palestina ditangkap ketika mereka menciptakan seni menggunakan warna bendera Palestina. Bendera tersebut akhirnya menjadi bendera nasional Negara Palestina pada 15 November 1988.

Masing-masing warna pada Bendera Palestina memiliki makna yang berbeda, sehingga jika dikombinasikan akan menceritakan secara luas mengenai penderitaan penduduk asli Palestina. Berikut makna warna Bendera Palestina:

  • Warna merah merupakan simbol yang berarti banyak martir yang sudah berkorban dan juga menggambarkan pengorbanan rakyat Palestina.
  • Warna hitam merupakan simbol penindasan dan penganiayaan yang diderita orang-orang Palestina selama bertahun-tahun yang tak terhitung jumlahnya.
  • Warna Putih merupakan simbol untuk melambangkan perdamaian dan cinta, dan kemurnian pesan yang dikirim setiap Nabi ke tanah suci Palestina.
  • Warna Hijau merupakan simbol untuk melambangkan kemakmuran, berkah, dan harapan untuk masa depan yang berkembang.

Sejarah bendera Palestina

Awal mula, sejarah Bendera Palestina berasal dari abad ketujuh, pada masa kebangkitan Islam dan pembebasan Mekah, terdapat dua bendera – satu putih, satu hitam. Pada bendera putih tertulis, “Tidak ada Tuhan selain Tuhan (Allah) dan Muhammad adalah Nabi Allah”.

Pada masa pra-Islam, bendera hitam adalah tanda balas dendam. Itu adalah warna hiasan kepala yang dikenakan saat memimpin pasukan ke medan perang. Pada saat itu, bendera hitam dan putih ditempatkan di masjid-masjid selama sholat Jumat.

Sementara Dinasti Abbasiyah (750-1258), yang memerintah dari Baghdad, menggunakan warna hitam sebagai simbol berkabung atas pembunuhan kerabat Nabi dan untuk mengenang Pertempuran Karbala.

Kemudian warna putih berdasarkan pada sejarah Bani Umayyah memerintah selama sembilan puluh tahun, menggunakan warna putih sebagai warna simbolis mereka sebagai pengingat pertempuran pertama Nabi di Badar, dan untuk membedakan diri dari kaum Abbasiyah, dengan menggunakan putih, bukan hitam, sebagai warna berkabung mereka.

Kemudian warna hijau merujuk pada Dinasti Fatimiyah yang didirikan di Maroko oleh Abdullah Al-Mahdi, dan kemudian menguasai seluruh Afrika Utara.

Mereka menggunakan warna hijau untuk mewakili keberadaan mereka, untuk melambangkan kesetiaan mereka kepada Ali, sepupu Nabi, yang pernah dibungkus dengan selimut hijau menggantikan Nabi untuk menggagalkan upaya pembunuhan terhadap Nabi.

Kemudian warna hijau digunakan terus menerus sampai pemerintahan Salah Al-Din (Saladin) Al-Ayoubi, yang secara singkat menggunakan kuning selama konfrontasi dengan Tentara Salib.

Selanjutnya adalah warna merah yang merujuk pada kelompok Islam pertama yang muncul setelah pembunuhan Khalifah Utsman III, membentuk partai republik pertama di masa-masa awal Islam. Simbol mereka adalah bendera merah.

Suku-suku Arab yang berpartisipasi dalam penaklukan Afrika Utara dan Andalusia membawa bendera merah, yang menjadi simbol penguasa Islam Andalusia (756-1355). Di zaman modern, merah melambangkan Ashraf dari Hijaz dan Hasyim, keturunan Nabi.

Sharif Hussein merancang bendera saat ini dimulai dari sejak Pemberontakan Arab 10 Juni 1916. Rakyat Palestina kemudian menggunakannya sebagai bendera gerakan nasional Arab pada tahun 1917.

Pada tahun 1947, Partai Ba’ath Arab menafsirkan warna bendera ini sebagai simbol pembebasan dan persatuan bangsa Arab.

Rakyat Palestina mengadopsi kembali bendera tersebut pada konferensi Palestina di Gaza pada tahun 1948. Bendera itu diakui oleh Liga Arab sebagai bendera Rakyat Palestina.

Hal ini selanjutnya didukung oleh PLO, perwakilan Palestina pada konferensi Palestina di Yerusalem pada tahun 1964. (Dari berbagai sumber/ Nia Dwi Lestari).

Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *