Berita Website — Virus flu babi pertama pada manusia terdeteksi di Inggris. Virus ini disebut ‘berbeda’ dari kasus flu babi yang sudah pernah ada sebelumnya.

Pada Senin (27/11), waktu setempat Badan Keamanan Kesehatan Inggris (UKHSA) mengumumkan telah mendeteksi satu kasus influenza A atau H1N2 pada manusia.

Pejabat di negara itu mengatakan kasus ini secara genetik memiliki perbedaan dengan virus flu babi lain yang telah mewabah sejak 2005 lalu.

“Berdasarkan informasi awal, infeksi yang terdeteksi di Inggris adalah clade yang berbeda (1b.1.1) dari kasus influenza A (H1N2) pada manusia yang baru-baru ini terjadi di tempat lain di dunia, namun mirip dengan virus flu babi di Inggris,” demikian bunyi pernyataan UKHSA.

Orang yang dikonfirmasi mengalami flu babi memiliki gejala yang cukup ringan dan bisa pulih seperti sebelumnya. Meski demikian, sumber penularan virus itu hingga kini masih belum diketahui.

“Kami bekerja cepat untuk melacak kontak dekat dan mengurangi potensi penyebaran,” kata Meera Chand, direktur insiden UKHSA, dalam sebuah pernyataan.

Sesuai dengan protokol yang ditetapkan, penyelidikan sedang dilakukan untuk mempelajari bagaimana individu tersebut tertular infeksi. Hal ini juga dilakukan untuk menilai apakah ada kasus lain yang terjadi.

Penyelidikan itu mencangkup peningkatan pengawasan di ruang operasi dan rumah sakit di North Yorkshire, yang ada di wilayah Inggris Utara.

Pandemi flu babi 2009 lalu

H1N1, H1N2, dan H3N2 adalah subtipe utama virus flu babi pada babi dan kadang-kadang menginfeksi manusia. Biasanya manusia terinfeksi setelah terpapar langsung atau tidak langsung dengan babi atau lingkungan yang terkontaminasi.

Sebanyak 50 kasus influenza A(H1N2) pada manusia, jenis virus yang lebih luas yang diidentifikasi pada kasus di Inggris, telah dilaporkan di berbagai negara, termasuk Kanada.

Departemen Pertanian negara itu melaporkan satu kasus varian H1N2 pada manusia di provinsi Manitoba kepada Badan Kesehatan Masyarakat Kanada pada akhir 2021 lalu.

Mereka juga mengatakan bahwa kasus tersebut tampaknya merupakan kasus yang terisolasi, tanpa bukti ada penularan dari manusia ke manusia.

Meskipun pernah jadi pandemi pada 2009 lalu, virus flu babi yang ditemukan di Inggris saat ini masih terus diteliti untuk mengetahui kemungkinan penularannya. (Dari berbagai sumber/ Nia Dwi Lestari).

Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *